Indikator sosial disusun awalnya tahun 1960. Ada tiga kelas indikator sosial yang diidentifikasi, yakni:
(1). Indikator kesejahteraan normatif, yang berfokus pada kesejahteraan dan dimaknai sebagai bahwa jika mereka berubah ke arah yang benar sementara hal-hal lainnya tetap sama mendapatkan hal-hal yang lebih baik.
(2). Indikator kepuasan, yang mengukur kepuasan psikologis, kebahagiaan, dan pemenuhan kehidupan dengan menggunakan instrumen penelitian survei yang memastikan realitas subjektif di mana orang hidup, dan kategori yang paling inklusif.
(3). Indikator sosial deskriptif, yang merupakan indeks dari kondisi sosial (dalam konteks eksistensi manusia) dan perubahan di dalamnya untuk berbagai segmen populasi.
Ada pula dua konsepsi tentang bagaimana indikator sosial harus diinterpretasikan dan digunakan. Satu, yang menekankan kebijakan-analitis menggunakan indikator sosial, menganggap bahwa hubungan yang tepat pada indikator sosial untuk kebijakan sosial terjadi pada tingkat operasi atau dalam mengelola organisasi. Dua, yang menekankan penggunaan indikator sosial dalam pelaporan sosial. Disini, dianggap bahwa peran yang tepat bagi indikator sosial adalah pencerahan publik dan pembentukan persepsi umum yang bertentangan dengan kebijakan operasional.
Tiga kontribusi sosiologis berkenaan dengan indikator sosial berupa: pengembangan studi replikasi dan longitudinal, produksi studi analitis perubahan sosial dan laporan sosial, dan penciptaan model formal untuk analisis data pada perubahan sosial. *****